logo blog

Sekolah Bisa Membunuh Kreatifitas Anak ?

Sekolah Bisa Membunuh Kreatifitas Anak ?
Diakui ataupun tidak, nilai nilai di sekolahan tak menjamin kesuksesan siswanya di masa mendatang. Bisa jadi nilai siswa yang sekarang bagus dan sesuai dengan harapan guru, nantinya akan gagal dan tak mampu menjadi orang yang berhasil. Tetapi sebaliknya, seseorang yang bodoh dan gagal karena nilainya buruk masih sangat mungkin menjadi orang sukses.

Kalau kenyataannya seperti ini, siapa lagi yang berani mengatakan jika kesuksesan seseorang itu tergantung pada hasil nilai seseorang saat masih sekolah ?

Sebelum kita melangkah pembahasan yang lebih mendalam, alangkah baiknya kita simak dulu sebuah rangkuman pembicaraan yang pernah di utarakan oleh Dedy Corbuzier di Hitam Putih Trans7.

 "kamu gambar apa?" tanya Deddy Corbuzier kepada anak kecil yang ditemuinya saat mengantarkan putranya ke sekolah.

"Menggambar Tuhan", kata anak kecil yang masih polos itu.

"Memangnya kamu tahu bentuk Tuhan seperti apa?" tanya Dedy kembali,

"Makanya tunggu sampai saya selesai menggambar dulu, nanti pasti tahu," jawab si gadis kecil yang belum diketahui namanya oleh Dedy Corbuzier.

Begitulah anak kecil, dengan kepolosannya dia selalu berhasil melakukan apa yang diinginkannya. Tak peduli baik atau buruk, salah atau benar. Yang ia tahu, dia harus terus berkarya dan berkarya. Oleh karena itu jadi tak heraan jika keberhasilan belajar anak kecil lebih cepat dari orang dewasa.

Sejatinya semua anak terlahir sebagai orang yang luar biasa. Tapi ketika sudah dewasa, semua itu seolah dihilangkan oleh pendidikan dan pelajaran yang melarang kita untuk melakukan hal yang salah di sekolah.

Selain menjadikan anak takut salah, sekolah juga telah berhasil mendikte siswa-siswanya dalam segala hal sehingga siswa tak mampu lagi menjadi insan yang mandiri dan merdeka layaknya esensi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.

Apapun harus sesuai perkataan guru, pokoknya tak boleh ada yang membantahnya. Membantah berarti mencari masalah !. Ironisnya banyak siswa yang memilih untuk mencari posisi aman untuk itu. Akibatnya pelajaran hanya terjalin satu arah, seperti teko dan cangkir. Hanya bisa menerima tanpa bisa menolaknya. Seperti robot yang bisa bergerak ketika tombol On ditekan oleh pemiliknya (guru dan semua pihak sekolah).

Saya hanya ingin menegaskan kepada semuanya bahwa sistem di sekolah harus diubah. Tidak boleh membuat orang tertekan, sekolah tak boleh lagi menjadikan siswa-siswanya takut untuk berkreatifitas. Mereka harus bebas dan diperlakukan layaknya manusia yang berakal dan yang mempunyai potensi. Tidak seperti hewan, robot dan barang mati lainnya.

Sumber : Kutipan majalah Paradigma Stain Kudus Edisi 26
ADMIN
Himpunan Siswa Bustanul Ulum

Bila orang mulai dengan kepastian, dia akan berakhir dengan keraguan. Jika orang mulai dengan keraguan, dia akan berakhir dengan kepastian.

1 komentar: